Thursday, March 26, 2015

UMUR UMAT ISLAM +-1500 TAHUN HIJRIAH (AL HADIST)

 
umur umat


Segala puja dan puji hanyalah bagi ALLAH yang Maha Suci dan Maha Agung. Satu-satunya Tuhan yang harus disembah. Tidak ada sekutu bagi ALLAH sang penguasa alam ghaib, DIA pemilik segala rahasia dan di tangan ALLAH langit dan bumi. Salam dan selawat senantiasa tercurah kepada insan utama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pemimpin kaum mukmin.




1. Al Hafidz Ibnu Hajar



Umur umat Yahudi = umur umat Nasrani + umur umat Islam.

Umur umat Yahudi sejak diutusnya Nabi Musa AS hingga diutusnya Nabi Isa AS adalah 1500 tahun. Umur umat Nasrani sejak diutusnya Nabi Isa AS hingga diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah 600 tahun. Sehingga:



Umur Yahudi = Umur Nasrani + Umur Islam


1500 tahun = 600 tahun + 900 tahun


Ibnu Hajar mengatakan adanya tambahan 500 tahun sesuai hadis marfu dari Sa’ad bin Abu Waqqash bahwa Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya saya berharap agar umatku tidak akan lemah di depan Tuhan mereka dengan mengundurkan (mengulurkan) umur mereka selama setengah hari. Kemudian Sa’ad ditanyai orang: Berapakah lamanya setengah hari itu? Sa’ad menjawab: “Lima ratus tahun” [hadits shahih riwayat Ahmad, Abu Dawud, Al Hakim, Abu Nu’aim dan disahihkan oleh Al Albani]


Jadi total umur Islam menurut Ibnu Hajar adalah 900 + 500 tahun = 1400 tahun lebih, belum termasuk tambahan (karena tidak mungkin umur itu bernilai genap)


Jika sekarang tahun 1436 H (2015 M), berarti sudah melewati lebih dari 1400 tahun itu. Sedangkan tambahan yang dimaksud itu mungkin adalah umur Nabi Muhammad SAW, karena Islam adalah agama yang dibawa oleh Beliau. Juga ditambah dengan 13 tahun karena awal penulisan tahun Hijriah dimulai pada saat Rasulullah SAW hijrah ke Madinah dan 13 tahun adalah ketika beliau di Makkah.


Sehingga umur Islam adalah:


1400 + 63 (umur Nabi) + 13 (tahun sebelum hijrah) = 1476 tahun


 Jika dikurangi dengan masa kita hidup ini yaitu 2015 M (1436 Hijirah), berarti 1476 – 1436 = 40 tahun, thus, 40 tahun adalah sisa umur umat Islam dari hari ini.”
Apakah pada tahun 2055 M Islam sudah hilang dari muka bumi? Hanya ALLAH yang mengetahuinya


E-currency exchanger list


2. Imam Ibnu Rajab Al Hanbali

Diriwayatkan dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya masa menetap kamu dibandingkan dengan umat-umat yang telah berlalu adalah seperti jarak waktu antara salat Ashar hingga terbenamnya matahari (HR. Imam Bukhari). Menurut Ibnu Rajab, “umat-umat yang telah berlalu” itu adalah umat Nabi Musa AS (Yahudi) dan umat Nabi Isa AS (Nasrani).

Imam Ibnu Rajab Al Hanbali meletakkan keseluruhan masa dunia adalah seperti satu hari penuh dengan siang dan malamnya. Imam Ibnu Rajab Al Hanbali menjadikan waktu umat-umat terdahulu dari masa Nabi Adam hingga Nabi Musa seperti waktu satu malam dan waktu itu adalah 3000 tahun. Kemudian beliau menjadikan masa umat-umat yahudi, nasrani dan Islam adalah seperti waktu siang dari hari tersebut, maka berarti waktu itu juga 3000 tahun.

Imam Ibnu Rajab Al Hanbali menafsirkan hadis Bukhari lainnya bahwa masa-masa amaliah umat Nabi Musa AS hingga datangnya Nabi Isa AS seperti setengah hari pertama, dan masa amaliah umat Isa adalah seperti waktu salat Zuhur hingga salat Ashar, dan masa amaliah umat Islam adalah seperti sesudah salat Ashar hingga terbenamnya matahari.

Jadi perhitungan menurut Ibnu Rajab itu sebagai berikut:

• Masa umat-umat Adam hingga Musa = satu malam penuh = 3000 tahun

• Masa umat-umat (yahudi – nasrani – Islam) = satu siang penuh = 3000 tahun

• Umur Yahudi = setengah hari dari siang tersebut = ½ dari 3000 = 1500 tahun

• Umur Nasrani = mengikuti hadis Muslim dari Salman al Farisi yaitu = 600 tahun

Maka umur umat Islam adalah 1500 – 600 = 900 tahun. Kemudian 900 tahun ini ditambahkan lagi 500 tahun (setengah hari akhirat) (lihat: hadits dari Saad bin Abu Waqash riwayat Abu Dawud).

Thus, umur Islam adalah 900 + 500 = 1400 tahun, belum termasuk tambahan tahun. Namun beliau tidak menyebut berapa tahun tambahannya.

Perhitungan ini sama dengan method yang digunakan oleh Ibnu Hajar.



E-currency exchanger list
Perihal Khilafat Ummah:Dari Nukman bin Basyir, katanya, ‘Suatu ketika kami sedang duduk2 di Masjid Nabawi dan Basyir itu seorang yg tidak banyak bercakap.Datanglah Abu Saklabah lalu berkata ” Wahai Basyir bin Saad, adakah kamu hafaz hadis Rasulullah tentang para pemerintah?’

Huzaifah RA lalu segera menjawab.” Aku hafal akan khutbah Rasulullah SAW itu.” Maka duduklah Abu Saklabah Al Khusyna untuk mendengar hadis berkenaan.

Maka kata Huzaifah RA, Rasulullah SAW telah bersabda. “Telah berlaku Zaman Kenabian ke atas kamu, maka berlakulah Zaman Kenabian sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkat zaman itu seperti yg Dia kehendaki.

”Kemudian belakulah zaman Kekhalifahan (Khulafaur Rasyidin) yang berjalan sepertimana Zaman Kenabian. Maka berlakulah zaman itu sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya.

Lalu berlakulah zaman raja-raja yang zalim ( malikun a’adhun/zaman kesultanan ). Berlakulah zaman itu seperti yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya pula.

Kemudian berlakulah zaman penguasa diktator (mulkan jabbariyan/penguasa yang memaksakan ideologi yang bukan ideologi islam, dan hukum yang bukan dari hukum islam) dan berlakulah zaman itu seperti mana yang Allah kehendaki.

Kemudian berlakulah pula zaman kekhalifahan yang berjalan di atas cara hidup Zaman Kenabian.”

Kemudian Rasulullah SAW pun diam.

(Hadits diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal di dalam kitabnya Musnad Al Imam Ahmad bin Hanbal, Juzuk 4, halaman 273.Juga terdapat dalam kitab As-Silsilatus Sahihah, Jilid 1, hadis nombor 5.]

1. Zaman Kenabian (Nubuwwah) dan rahmat
2. Zaman Khulafaurrasyidin dan rahmat
3. Zaman pemerintahan raja-raja yang zalim (kerajaan-kerajaan Islam)
4. Zaman penguasa diktator pembawa fasad dan kegelapan
5. Zaman Khalifah atau Ummah kedua yang berjalan diatas cara hidup zaman kenabian yakni zaman pemerintahan Imam Mahdi dan Nabi Isa.
Zaman Nubuwwah (Kenabian) dan Zaman Khulafaurrasyidin. Zaman ini adalah zaman pemerintahan di bawah Rasulullah dan zaman pemerintahan di bawah khalifah 4 (Sayyidina Abu Bakar as Siddiq, Sayyidina Umar al Faruq, Sayyidina Utsman bin Affan, dan Sayyidina Ali). Dua zaman pertama ini mempunyai banyak kesamaan, dan dikenal juga sebagai Zaman Ummah Awwal.

Telah berkata akan Imam Malik RA:
لان يصليها أخري هذه الأمه إلا ما أصلها أولها

Lan yusliha akhiri hazihi ummah illa ma aslaha awwaluha

"Tidak akan sekali-kali dipulihkan akan ummat yang akhir ini melainkan kembali kepada cara pemulihan ummat yang terdahulunya (Para Sohabah RA) [ash-Shifaa of Qaadee ‘Iyyaadh, (2/676)]

Perihal Umur Ummah:
Perihal umur umat Nabi SAW. 3 pendapat dari ulama-ulama yang terkenal dalam ajaran Ahlussunnah wal Jamaah yaitu dari:1. Al Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani dari Mazhab Syafi’i
2. Jalaluddin As Suyuthi (Imam Suyuthi)
3. Imam Ibnu Rajab al HanbaliKita menganggap pendapat mereka bertiga sangat rasional, sehingga sebagaimana tujuan para Imam itu  menyeru kepada manusia agar senantiasa bersiap diri dan mengerjakan amal ibadah yang banyak, maka  demikian pula halnya dengan kita yang berharap agar manusia yang tertidur kembali terjaga, agar manusia  yang lalai dalam agamanya menjadi kembali kepada sunnah Rasulnya, dan agar kita mati dan menghadap  ALLAH subhanahu wa ta’ala dalam keadaan ridha dan diridhai.AL HAFIDZ IBNU HAJARHadits riwayat Al Bukhari yang artinya:

Perumpamaan kaum Muslimin dan Yahudi serta Nasrani, seperti perumpamaan seorang yang mengupah satu kaum (Yahudi) untuk melakukan sebuah pekerjaan sampai malam hari, namun mereka melakukannya hanya sampai tengah hari. Lalu mereka pun berkata, “Kami tidak membutuhkan upah yang engkau janjikan pada kami, dan apa yang telah kami kerjakan, semuanya bagi-mu”.

Ia pun berkata, “Jangan kalian lakukan hal itu, sempurnakanlah sisa waktu pekerjaan kalian dan ambillah upah kalian dengan sempurna”.

Mereka (Yahudi) pun menolak dan meninggalkan orang itu. Maka orang itu mengupah beberapa orang (Nasrani) selain mereka (Yahudi), ia berkata: “Kerjakanlah sisa hari kalian dan bagi kalian upah yang telah aku janjikan untuk mereka (Yahudi)”.

Sehingga ketika tiba waktu sholat Ashar, mereka (Nasrani) berkata, “Ambillah apa yang telah kami kerjakan untukmu dan juga upah yang engkau sediakan untuk kami.”

Orang itu berkata, “Sesungguhnya sisa waktu siang tinggal sedikit.”

Mereka (Nasrani) tetap menolak, sehingga orang itu mengupah satu kaum yang lain (Muslimin) untuk melanjutkan pekerjaan sehingga selesai sisa hari mereka (Nasrani).

Maka kaum itu (Muslimin) pun bekerja pada sisa hari mereka (Nasrani), yaitu sehingga terbenamnya matahari dan mereka pun mendapat upah yang sempurna yang dijanjikan kepada dua kelompok sebelumnya.

Seperti itulah perumpamaan mereka (Yahudi dan Nasrani) dan perumpamaan apa yang kalian (Muslimin) terima pada cahaya (hidayah) ini.

(HR Al Bukhari. Lihat Fathul-Kabir juz V hlm. 202 no: 5728)

Adapun penjelasan hadits ini menurut Al Imam Ibnu Hajar Al ‘Asqalani: “Para Ahli Naql telah sepakat bahwa masa (umur) bangsa Yahudi–sejak diutusnya Musa as–sampai diutusnya Muhammad saw adalah lebih dari 2000 tahun. Dan umur Nasrani dari jumlah itu sebanyak 600 tahun. Satu pendapat mengatakan lebih sedikit dari itu” (Fathul-Barri juz IV hlm. 449)




Bagaimana Jika Umur Umat Islam Sudah Berakhir?

Setelah umur umat Islam berakhir (ditandai dengan wafatnya Nabi Isa Al-Masih), maka setelah itu kita orang Islam masih hidup. Ada yang mengatakan selama 40 tahun lagi. Namun selama itu tidak ada lagi mualaf, artinya, tidak ada lagi orang yang diterima masuk Islam, dan tidak ada lagi tobat yang diterima karena pada akhir Umur Umat Islam itu matahari akan terbit dari arah Barat. Kemudian manusia akan kembali kepada kekafiran dan kemunafikannya, bahkan lebih merajalela lagi.



E-currency exchanger list
[youtube https://www.youtube.com/watch?v=OpU086s-eg8]



Info:

Sobat punya Web/Blog???!!  Buat nambah penghasilan, Pasang Iklan di blog/Webnya Untuk Daftar KLIK DISINI

Pasang benner di blog Sobat.atau DAFTAR DISINI

ATAU DAFTAR DISINI

CARANYA BACA : PASANG IKLAN/BANNER DI WEB/BLOG RAIH HASILNYA

DIBALIK JULUKAN AL-FARUQ

[caption id="attachment_672" align="alignleft" width="314"]Makam Umar Bin Khattab Makam Umar Bin Khattab[/caption]



Umar bin Al-Khathab adalah khalifah kedua dari empat khulafaur rasyidin setelah Abu Bakar as-Shidiq. Nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin abdul Uzza, dilahirkan di Mekkah, dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy. Ayahnya bernama Khaththab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim. Sahabat Rasulullah yang masuk Islam karena menyaksikan keagungan al-Qur'an ini mempunyai banyak julukan, diantaranya Abu Hafsh, Al-Faruq dan Amirul Mukminin.


Amirul mukminin berarti pemimpin orang-orang mukmin. Julukan ini, pertama kali disandangkan kepada Umar dan terus menjadi gelar bagi khalifah-khalifah sesudahnya.  Pada awalnya, para sahabat memanggil Abu Bakar dengan Khalifah Rasulillah. Setelah Umar menjadi khalifah sahabat menyebutnya Khalifatu khalifah Rasulillah SAW. Julukan ini berlangsung lama, hingga datang seorang utusan dari Iraq dan bertanya, "Dimana amir (pemimpin) Kalian?". Para sahabat menjawab, "Siapa amir kami?. Utusan itu menjawab, "Umar". Mulai saat itulah gelar Amirul Mukminin disandangkan kepada Umar.




Julukan yang lain ialah Abu Hafsh. Hafsh berarti macan. Para ulama mengatakan, Umar diberi kun-yah (julukan) seperti itu karena dia kuat dan cepat. Dikisahkan, beliau pernah mengendalikan kuda yang sedang mengamuk dengan hanya memegang telinganya dan duduk di punggungnya tanpa bersandar pada apapun.


Adalah julukan Al-Faruq adalah julukan yang diberi oleh Rasulullah SAW, seperti hanya beliau memberi julukan Khalid bin Walid dengan Saifullah (Pedang Allah). Sebelum islam beliau adalah orang yang paling banyak dan paling keras dalam memberikan penyiksaan kepada orang-orang Islam. Suatu saat ia mengambil sebilah pedang dan pergi untuk membunuh Rasulullah SAW. Saat mencarinya, ia berpapasan dengan seorang muslim (Nu'aim bin Abdullah) yang kemudian memberi tahu bahwa saudara perempuannya juga telah memeluk Islam. Umar terkejut atas pemberitahuan itu dan pulang ke rumahnya.


Affiliate Program Get Money from your Website

Di rumah saudara perempuan Umar dan suaminya, Khabbab bin Al-A'raf sedang membaca al-Qur'an dan menyembunyikan keislaman mereka. Ketika Umar masuk rumah ia berkata, "Ocehan apa yang ku dengar ini?".


Khabbab berkata, "Ini hanya sebuah pembicaraan di antara kami". Saat itu mereka berdua sedang membaca surat Thaha.


Umar menghadap ke arah Khabbab, lalu saudara perempuannya berdiri, hendak melindungi suaminya. Umar pun menamparnya hingga berdarah. Melihat hal itu Umar menjadi iba.


Saudara perempuannya berkata, "Wahai Umar! Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah.


Umar berkata, "Perlihatkan kepadaku lembaran yang telah kalian baca itu!".


"Tidak!" Jawab saudara perempuannya. "Engkau najis!. Ini adalah kitab Allah!, pergi dan mandilah!".


Umar pun pergi dan datang kembali. Ia mengambil lembaran itu dan membacanya. Lalu berkata: "Dimana Muhammad sekarang?".


Khabbab yang mendengar hal itu berkata, "Bergembiralah wahai Umar! Semoga doa Rasulullah SAW malam kamis itu mengenaimu!". Sekarang beliau berada di rumah di atas bukit Shafa".


Umar pergi menuju Rasulullah.


Di depan pintu Hamzah bin Abdul Mutthalib RA bersama sejumlah sahabat melihatnya dan berkata, "Sungguh Umar telah datang. Jika Allah menghendaki baik, maka segala puji bagiNya. Jika tidak, maka membunuhnya adalah pekerjaan sepele.


Rasulullah mendengar ketuk pintu yang dilakukan Umar. Beliau keluar dan berkata, "Adakah telah tiba masanya, engkau masuk Islam, wahai Umar? Sebelum Allah memberikan kesusahan bagimu".


Umar berkata, "Saya bersaksi tiada tuhan selai Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah".


Kemudia Umar berkata: "Tidakkah kita berjalan di atas kebenaran hidup atau mati?".


Rasulullah manjawab: "Demi Allah yang menguasai diriku, sesungguhnya kita terus berjalan di atas kebenaran hidup atau mati".


Umar berkata: "Mengapa kita hanya duduk di sini? Tidakkah kita memperlihatkannya?".


Maka saat itu juga Rasulullah SAW dan para sahabat keluar untuk melakukan thawaf di Baitullah, memperlihatkan dakwah. Ketika itulah Rasulullah memberinya gelar Al-Faruq, pemisah antara dakwah secara sembunyi-sembunyi dan dakwah secara terang-terangan. Pemisah antara orang-orang Islam dan orang-orang musyrik.


Abdullah bin Mas'ud berkata: "Keislaman Umar adalah penaklukan, hijrahnya adalah pertolongan dan kepemimpinannya adalah rahmat".


Dari sinilah dia dijuluki al-Faruq, seperti halnua Allah SAW memberi nama hari perang Badar dengan yawmul furqan; hari yang memisahnya. Kerena pada hari itu Allah memisahkan antara kekuatan syirik dan kekuatan Islam.


Sumber: "Syarh Al-Arbain An-Nawawiyah" karya: Syeikh Athiyah Salim.

DOWNLOAD MP3 KAJIAN HIKAM DARI MULAI HIKMAH KE-1 DAN SETERUSNYA

 Selamat Datang di Blog Saya, saya do'akan sobat semua sehat selalu, bagi sobat yang membutuhkan kajian hikam perhikmah dari mulai hikam...